ABOUT ME

Minggu, 19 Januari 2025

ALAT MUSIK TRADISIONAL ANGKULNG

 ANGKLUNG



MEMAINKAN ANGKLUNG

Angklung adalah alat musik khas Indonesia yang banyak dijumpai di daerah Jawa Barat. Alat musik tradisional ini terbuat dari tabung-tabung bambu. Sedangkan suara atau nada alat ini dihasilkan dari efek benturan tabung-tabung bambu tersebut dengan cara digoyangkan.

Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.


Teknik Memainkan Angklung

Memainkan sebuah angklung sangat mudah. Seseorang tinggal memegang rangkanya pada salah satu tangan (biasanya tangan kiri) sehingga angklung tergantung bebas, sementara tangan lainnya (biasanya tangan kanan) menggoyangnya hingga berbunyi. Dalam hal ini, ada tiga teknik dasar menggoyang angklung:

  • Kurulung (getar), merupakan teknik paling umum dipakai, di mana tangan kanan memegang tabung dasar dan menggetarkan ke kiri-kanan berkali-kali selama nada ingin dimainkan.
  • Centok (sentak), adalah teknik di mana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari ke telapak tangan kanan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja (stacato).
  • Tengkep, mirip seperti kurulung namun salah satu tabung ditahan tidak ikut bergetar. Pada angklung melodi, teknik ini menyebabkan angklung mengeluarkan nada murni (satu nada melodi saja, tidak dua seperti biasanya). Sementara itu pada angklung akompanimen mayor, teknik ini digunakan untuk memainkan akord mayor (3 nada), sebab bila tidak ditengkep yang termainkan adalah akord dominan septim (4 nada).

Jenis - Jenis Angklung

Angklung memiliki berbagai jenis yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia. Berikut adalah beberapa jenis angklung yang perlu Anda ketahui:

  1. Angklung Badeng: Angklung ini digunakan dalam kesenian badeng yang menekankan segi musikal. Angklung badeng dapat ditemukan di Sanding, Malangbong, Garut. Beberapa lagu yang terdapat dalam kesenian badeng antara lain Lailahaileloh, Ya’ti, Yautike, Kasreng, Solaloh, dan Lilimbungan.
  2. Angklung Gubrag: Ditemukan di Kampung Cipining, Cigudeg, Bogor, angklung gubrag digunakan untuk menghormati Dewi Padi dalam kegiatan menanam dan mengangkut padi serta menempatkannya ke lumbung.
  3. Angklung Padaeng: Diperkenalkan oleh Daeng Soetigna pada sekitar tahun 1938, angklung padaeng menggunakan laras nada diatonis yang memungkinkan angklung dimainkan bersama alat musik internasional lainnya.
  4. Angklung Buncis: Berasal dari Baros, Arjasari, Bandung, angklung buncis awalnya digunakan dalam acara pertanian yang berhubungan dengan padi, tetapi kini digunakan sebagai hiburan masyarakat.
  5. Angklung Toel: Diciptakan oleh Kang Yayan Udjo dari Saung Angklung Udjo pada tahun 2008, angklung toel dimainkan dengan cara "menoel" atau menekan angklung, yang kemudian akan bergetar karena adanya karet di sana.
  6. Angklung Sarinande: Merupakan angklung padaeng yang hanya menggunakan nada bulat tanpa nada kromatis, dengan nada dasar C. Satu unit kecil angklung sarinande berisikan 8 angklung, dari Do rendah sampai Do tinggi.
  7. Angklung Sri-Murni: Diciptakan oleh Eko Mursito Budi untuk kebutuhan robot angklung, angklung ini menggunakan dua atau lebih tabung suara yang nadanya sama sehingga menghasilkan nada murni atau mono-tonal.


SUMBER REFRENSI




1 komentar:

ALAT MUSIK SASANDO

SASANDO CARA MEMAINKAN SASANDO Sasandu  (bahasa Rote) atau  Sasando  (bahasa Kupang) adalah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara d...